BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menghasilkan dan
membuang yang namanya sampah. Sampah merupakan sisa dari makanan,kertas-kertas,
barang-barang plastic, kain-kain kertas,
botol, bahkan sampai mainan atau peralatan rumah tangga dan
kendaraan yang tak terpakai lagi. Semua itu sering kita jumpai di lingkungan
kita, Sampah terbagi menjadi 2 ( dua ) macam yaitu sampah organik dan
anorganik. Singkatnya sampah organik dan anorganik memiliki pengertian yang berbeda,
Sampah organik yaitu sampah yang dihasilkan
oleh alam, contohnya daun, ranting pohon dan kotoran hewan dan
lain-lain. Sedangkan sampah anorganik adalah
sampah yang dihasilkan oleh bahan -bahan kimia diantaranya adalah plastik. Sampah organik dapat diuraikan
oleh tanah, sedangkan sampah anorganik
tidak dapat terurai oleh tanah, meskipun perlu waktu yang lama untuk
menguraikannya.
Dilihat dari pernyataan diatas ,yang harus kita tanggapi
dengan serius adalah sampah anorganik atau
sampah plastik. Sejak tahun 1950-an plastik menjadi bagian penting dalam
hidup manusia. Plastik digunakan sebagai bahan baku kemasan, tekstil,
bagian-bagian mobil dan alat-alat elektronik. Dalam dunia kedokteran, plastik
bahkan digunakan untuk mengganti bagian-bagian tubuh manusia yang sudah tidak
berfungsi lagi.
Pada tahun 1976 plastik dikatakan sebagai
materi yang paling banyak digunakan dan dipilih sebagai salah satu dari 100 berita
kejadian pada abad ini. Plastik pertama kali diperkenalkanoleh Alexander Parkes pada tahun 1862 di sebuah ekshibisi internasional
diLondon, Inggris. Plastik temuan Parkes disebut parkesine ini dibuat
dari bahan organik dari selulosa. Parkes
mengatakan bahwa temuannya ini mempunyai karakteristik mirip karet, namun dengan harga yang lebih murah, Ia juga
menemukan bahwa Parkesine ini bisa dibuat transparan dan mampu dibuat dalam berbagai
bentuk. Sayangnya, temuannya ini tidak bisa dimasyarakatkan karena mahalnya
bahan baku yang digunakan, tidak dapat
dipungkiri penggunaan plastik dan kantong plastik memang terusmengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Walhasil, jumlah sampah plastik pun ikut bertambah. Data dari Deputi
Pengendalian Pencemaran Kementerian NegaraLingkungan Hidup (KLH)
menyebutkan, setiap individu rata-rata menghasilkan 0,8 kilogram sampah dalam satu hari di mana 15 persennya adalah plastik.
Dengan asumsi ada sekitar 220 juta
penduduk di Indonesia, maka sampah plastik yang tertimbun mencapai 26.500 ton
per hari, sedangkan jumlah timbunan sampahnasional diperkirakan mencapai 176.000 ton per hari. Sementara
data KLH 2007 menunjukkan, volume timbunan sampah di 194 kabupaten dan kota di Indonesia mencapai 666 juta liter atau
setara 42 juta kilogram, di mana komposisi sampah plastik mencapai 14
persen atau 6 juta ton. Berdasarkan data KLH2008,
dari total timbunan sampah nasional, jumlah sampah yang diolah dengandikompos atau didaur ulang hampir 5 persen atau
setara 12.800 ton per hari. Dari total jumlah sampah tersebut, 2 persen atau
204,16 ton per hari di antaranya adalah sampah organik "biodegradable" yang potensial menghasilkan metan.Kalau data di atas membuat Anda tercengang maka
data terbaru yang dilansir Pelaksana
Harian Kepala Bidang Pengelolaan Sampah KLH Ujang Solihin Sidik,akan
membuat Anda makin terperangah.Menurut Ujang, setiap tahun lebih dari 11 miliar
bungkus mie instan menjadi sampah plastik tidak bernilai ekonomis sehingga
tidak didaur ulang.
Permasalahan sampah di daerah atau
kota-kota besar sudah sangat menjamur, seperti di kota masalah banjir sudah melekat. Data
terakhir dari Dinas Kebersihan DKI Jakarta menunjukkan, jumlah sampah di Jakarta mencapai hampir 28.000 meter kubik
setiap hari. Komposisinya terdiri dari 65 persen
sampah organik dan 35 persen sampah nonorganik.
Penyumbang terbesar sampah itu berasal dari
sampah rumah tangga yang mencapai sekitar 60 persen dari total sampah yang terdapat di Jakarta setiap harinya.
Sampah plastik jumlahnya juga
tergolong cukup besar. Padahal, sampah plastik membutuhkan waktu 200 sampai 1.000 tahun untuk
dapat terurai. Data dari Environment Protection Body, sebuah lembaga
lingkungan hidup di Amerika Serikat, mencatat ada sekitar 500 miliar sampai 1
triliun tas plastik digunakan di seluruh
dunia setiap tahunnya. Itu berarti, sampah plastik jumlahnyaterhitung
cukup banyak. Untuk mengurangi sampah plastik itu, ada cara untuk "memendekkan" umur sampah plastik itu
dengan membakarnya. Namun hal itu sangat berbahaya, karena kandungan
limbah sampah plastik yang terlepas ke
udara saat terbakar, dapat membahayakan kesehatan mahluk hidup,termasuk
manusia.Jadi dari pernyataan-pernyataan
diatas kita harus peduli pada lingkungan untuk selalu menjaganya yaitu dengan tidak membuang sampah
plastik dengan sembarangan untuk masa depan anak cucu kita dimasa yang
akan datang.
Namun hal itu tidak
lagi akan menjadi masalah, karena sudah ditemukan cara agar proses penguraian
plastik oleh bakteri bisa dipercepat hingga tiga bulan saja. Untuk itu hanya membutuhkan media tanah, ragi dan air,
sebagai fermenter atau sarana untuk proses pembusukan. Plastik-plastik yang
akan dihancurkan dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam tempat berisi tanah,
bercampur ragi dan air. Sampah plastik akan hancur dalam waktu yang luar biasa
singkat -hanya tiga bulan berdasarkan hasil penelitian untuk jumlah tertentu dibanding
perkiraan ilmuwan sekitar 200 hingga 1000 tahun. Ini bukan sulap, tapi
merupakan pekerjaan makhluk sangat kecil bernama bakteri Sphingomonas sp dan Pseudomonas
sp.
1.2 . Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas dapat
dirumuskan masalahnya sebagai berikut:
1.
Bagaimana
solusi menanggulangi sampah plastik?
2.
Bagaimanakah
cara mendapatkan bakteri pengurai sampah plastik?
3.
Bagaimana
cara kerja bakteri menguraikan sampah plastik?
1.3. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah
di atas, penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui solusi menanggulangi sampah plastik
2. Untuk mengetahui cara mendapatkan
bakteri pengurai sampah plastik
3. Untuk mengetahui cara kerja
bakteri menguraikan sampah plastik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Cara Menanggulangi Sampah Plastik
Plastik
banyak kegunaannya tetapi polimer sintetik plastik sangat sulit
dirombak secara alamiah. Hal ini mengakibatkan limbah yang plastik semakin menumpuk
dan dapat mencemari lingkungan. Plastik
terdiri atas berbagai senyawa yang terdiri dari polietilen, polistiren, dan polivinil klorida. Bahan-bahan tersebut bersifat inert dan
rekalsitran. Senyawa lain penyusun plastik yang disebut plasticize s terdiri: (a) ester asam lemak
(oleat, risinoleat, adipat, azelat, dan sebakat serta
turunan minyak tumbuhan, (b) ester asam phthalat, maleat,
dan fosforat. Bahan tambahan untuk pembuatan plastik seperti Phthalic Acid Esters (PAEs) dan Polychlorinated Biphenyls (PCBs) sudah diketahui sebagai karsinogen yang berbahaya bagi lingkungan walaupun
dalam konsentrasi rendah.
Berbagai upaya menekan
penggunaan kantong plastik pun dilakukan oleh beberapa negara. Salah satunya
dengan melakukan upaya kampanye untuk menghambat terjadinya pemanasan global.
Sampah kantong plastik telah menjadi musuh serius bagi kelestarian lingkungan
hidup. Jika sampah bekas kantong plastik itu dibiarkan di tanah, dia akan
menjadi polutan yang signifikan. Kalau dibakar, sampah-sampah itu pun akan
secara signifikan menambah kadar gas rumah kaca di atmosfer.
Untuk menanggulangi sampah plastik beberapa
pihak mencoba untuk membakarnya. Tetapi proses pembakaran yang kurang
sempurna dan tidak mengurai partikel-partikel plastik dengan sempurna maka
akan menjadi dioksin di udara. Bila manusia menghirup
Dioksin ini
manusia akan rentan terhadap berbagai penyakit di antaranya kanker, gangguan
sistem syaraf,hepatitis, pembengkakan hati, dan gejala depresi. Kita memang
tidak mungkin bisa menghapuskan penggunaan kantong plastik 100%,
tetapimungkin ada beberapa cara untuk mengatasinya. Kita bisa mulai
mengurangi sampah plastik kita dengan bukan tidak memakainya tetapi menggantikannya:
1.Jangan pakai kantong plastik untuk belanja. Bawa sendiri
tas belanjaan yang dapat selalu
dipergunakan lagi.
2.Jangan langsung buang botol plastik sesudah minum. Isi
air lagi dan pakai kembali
walaupun jangan terlalu banyak isi ulang. Kira-kira 5 kali pakai masihoke.
Untuk yang biasa minum di mobil, siapkan selalu botol yang sudah
diisi penuh agar tidak usah beli lagi.
3.Lebih baik lagi beli botol minum jadi bisa selalu diisi
ulang dan tidak usah beli botol
air mineral lagi
4.Di negara barat banyak cafe seperti Starbucks sudah
mulai membolehkan customer
membawa sendiri cangkir atau lebih baik thermos untuk diisi kopi. Kantong
plastik masih bisa digunakan lagi. Tapi kalau gelas plastik hanya bisa sekali
saja.
Solusi terbaik dalam
penanggulangan sampah plastik adalah dengan melakukan daur ulang dan
menguraikannya. Saat ini sudah ditemukan cara yang tepat dan singkat untuk
menguraikan sampah plastik. Yaitu dengan ditemukannya bakteri Pseudomonas sp dan bakteri Sphingomonas sp yang dapat menguraikan
sampah plastik dalam kurun waktu singkat berkisar kurang lebih 3 bulan.
2.2 Cara Mendapatkan
Bakteri Pengurai Sampah Plastik
thanks
BalasHapuswii makasih banyak yah infonya :D
BalasHapusjangan lupa kunjungi blog aku juga yaaahh hehehe tq :D
Lanjutannya mana?
BalasHapusLanjutannya mana?
BalasHapuslanjutannya mana ya ?
BalasHapus