Penyu Sisik
Klasifikasi Ilmiah
Taksonomi
Penyu
Menurut
Jatu (2007), taksonomi penyu digolongkan dalam :
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Chordata
Class
: Reptilia
Order
: Testudinata
Family
: Cheloniidae
Genus
: Eretmochelys
Species
: Eretmochelys imbricata (Penyu sisik)
Penyu Sisik
(Eretmochelys imbricata), dikenal juga dengan nama Inggrisnya "Hawksbill
turtle". Penyu Sisik dalam klasifikasi tergolong dalam Divisi Hewan,
mempunyai saraf tunjang (phylum Chordata), bertulang belakang (subphylum
Verterbrata), kelas Reptilia, ordo Testudines, subordo Crypyodira, family
Cheloniidae, dan spesies Eretmochelys imbricata.
Penyu Sisik merupakan
satu dari tujuh spesies penyu yang ada di dunia, dan merupakan salah satu
spesies penyu yang bertelur di pantai Indonesia dan Malaysia. Penyu Sisik
selalu memilih kawasan pantai yang gelap, sunyi dan berpasir untuk bertelur.
2.2
Morfologi Penyu Sisik
Secara morfologi, penyu mempunyai keunikan–keunikan
tersendiri dibandingkan hewan–hewan lainnya. Tubuh penyu terbungkus oleh
tempurung atau karapas keras yang berbentuk pipih serta dilapisi oleh zat
tanduk. Karapas tersebut mempunyai fungsi sebagai pelindung alami dari
predator. Penutup pada bagian dada dan perut disebut denagn plastron. Ciri
khas penyu secara morfologis terletak pada terdapatnya sisik infra marginal
(sisik yang menghubungkan antara karapas, plastron dan terdapat alat gerak
berupa flipper). Flipper pada bagian depan berfungsi sebagai alat
dayung dan flipper pada bagian belakang berfungsi sebagai alat kemudi.
Pada penyu-penyu yang ada di Indonesia mempunyai ciri-ciri khusus yang dapat
dilihat dari warna tubuh, bentuk karapas, serta jumlah dan posisi sisik pada
badan dan kepala penyu. Penyu mempunyai alat pencernaan luar yang keras, untuk
mempermudah menghancurkan, memotong, dan mengunyah makanan.
Penyu memiliki sepasang tungkai depannya yang berupa
kaki pendayung, ini memberinya ketangkasan berenang didalam air. Walau selama
bertahun-tahun berkelana didalam air, sesekali hewan kelompok vertebrata, kelas
reptilia itu tetap harus naik kepermukaan air untuk mengambil nafas, Itu karena
penyu bernafas dengan paru-paru. Penyu pada umunya bermigrasi dengan jarak yang
cukup jauh dengan waktu yang tidak terlalu lama, jarak 3000 km dapat ditempuh
selama 58 – 73 hari.
Tidak banyak regenerasi yang dihasilkan seekor
penyu, dari ratusan butir telur yang dikeluarkan oleh seekor penyu betina,
paling banyak hanya belasan yang berhasil sampai ke laut kembali dan tumbuh
dewasa. Itu pun tidak memperhitungkan faktor perburuan oleh manusia dan
predator alaminya seperti kepiting, burung dan tikus dipantai, serta ikan-ikan
besar begitu tukik (anak penyu) tersebut menyentuh peraian dalam. Menurut data
para ilmuwan, penyu sudah ada sejak akhir zaman Jurassic (145-208 juta tahun
yang lalu) atau seusia dengan dinosaurus. Penyu Archelon yang berukuran
panjang badan enam meter, atau juga penyu Cimochelys yang berenang
dilaut purba seperti penyu masa kini.
Spesifikasi Penyu Sisik
Penyu
Sisik dikenal di beberapa tempat dengan nama Penyu Genting, Dalam bahasa inggris
dikenal dengan sebutan ”Hawksbill turtle” yang berarti penyu
berparuh elang. Seperti halnya penyu lain pada umumnya, hanya Penyu Sisik
betina saja yang naik ke daratan untuk bertelur pada waktu musimnya.
Penyu
sisik pada tempurungnya terdapat empat pasang sisik samping dan pada sekeliling
mata terdapat dua pasang sisik. Kepalanya mempunyai paruh yang kuat seperti
burung elang. Dengan paruhnya yang kuat, penyu sisik mudah mendapatkan
makanannya yang bersembunyi disela-sela batu karang. Makanannya berupa belukar
laut, ubur-ubur, kerang dan kepiting. Penyu sisik hidup di daerah terumbu
karang ataupun daerah pasang surut yang berbatu-batu .Penyu banyak diburu orang
karena tempurungnya yang indah.
Penyu
Sisik bersifat karnivora tetapi setelah dewasa bersifat omnivora. Penyu Sisik
memakan moluska, krustase, ubur- ubur, rumput laut. Rahang berbentuk
paruh merupakan alat yang kuat untuk memecah cangkang moluska maupun kepiting
yang didapat di sekitar karang. (Yusri, Safran. 2009)
Menurut Marques (1990)
dalam Nuitja (1992), Penyu Sisik memiliki bentuk dan susunan tubuh
sebagai berikut :
·
Terdapat
2 pasang sisik prefrontal dan 3 atau 4 sisik post orbital pada kepala.
·
Sisik
pada karapas tersusun secara tumpang tindih (imbricate) terdiri dari 5 costal,
4 pasang lateral (yang pertama tidak dihitung yaitu precental scute),
11 pasang marginal ditambah sepasang post central atau pigal scutes.
·
Bentuk
rahang seperti paruh elang sehingga secara umum dikenal dengan nama Hawksbill.
·
Flipper
berbentuk dayung
dan masing- masing dilengkapi dengan 2 buah kuku (cakar). Permukaan atas flipper
berwarna coklat kehitaman, bagian bawah kepala dan plastornnya juga
berwarna kuning.
Seperti
spesies penyu lain, perbedaan antara jantan dan betina dapat dilihat dari
bentuk kuku pada flipper dan panjang ekornya. Kuku flipper pada
jantan lebih kuat dan melengkung berjumlah 2 pasang, ini berfungsi untuk
mencengkeram betina pada saat kawin, sedangkan panjang ekor jantan berukuran ±
15 cm dan betina ± 8 cm. (Sumber: Witzee, 1983).
Penyu
sisik bertelur di malam hari, penyu sisik kini selalu waspada melindungi
telurnya sebelum bertelur, satwa ini akan memantau keadaan selilingnya gerakan
kecil bahkan setitik cahaya akan membuat penyu membatalkan niatnya untuk naik
kedarat.
Penyu
sisik memerlukan waktu sekitar 45 menit untuk menggali sarang serta 10 sampai
20 menit untuk meletakkan telurnya, sekali penyu sisik bertelur totalnya
mencapai 250 butir dalam 1,5.
Pada
umur yang belum terlalu diketahui (sekitar 20 – 50 tahun) penyu jantan dan
betina berimigrasi kedaerah peneluran di sekitar pantai kelahiran
mereka.Perkawinan meraka terjadi di lepas pantrai satu atau dua bulan sebelum
peneluran pertama pada musim tersebut, baik penyu jantan maupun betina memiliki
beberapa pasangan kawin. Penyu betina penyimpan sperma penyu jantan, dalam
tubuh mereka untuk membuahi hingga tujuh kumpulan telur (nantinya menjadi 3–7
sarang) yang akan ditelurkan pada musim tersebut.
Penyu
jantan biasanya kembali kedaerah pakan mereka sesudah penyu betina
menyelesaikan kegiatan bertelur dua mingguan mereka di pantai. Saat penyu
betina siap dia keluar dari laut dan menggunakan sirip depannya untuk menyeret
tubuhnya kepantai, menggali lubang sarang sedalam 30–60 cm dengan berpindah
kelokasi lain. Pulau perteluran merupakan salah satu pulau yang merupakan
tempat penyu sisik bertelur
Penyu
sisik dapat berusia 100 tahun dan merupakan penyu yang paling banyak bertelur
di bandingkan penyu lain, telurnya pun merupakan telur penyu yang terkecil
yaitu sebesar bola golf, setelah meletakkan telurnya penyu mengisi lubang
sarangnya dengan pasir menggunakan sirip belakangnya, kemudianmenimbun lubang
badan dengan keempat siripnya, si penyu akhirnya kembali ke laut dengan lelah
dalam waktu 1–2 jam, pada daerah lepas pantai tersebut penyu mulai membuahi
kumpulan sel telurnya dengan sperma yang ia simpan sebelumnya.
Setelah
musim peneluran berakhir penyu betina kembali kedaerah pakannya yang jauh.Penyu
tidak akanm lagi untuk 2–8 jam mendatang.
Penyu
sisik merupakan satwa yang bukan hanya unik dan lucu, tapi sangat bermanfaat
bagi kehidupan manusia. Hanya dengan membiarkannya saja hidup bebas di alam,
tanpa harus di campuri oleh manusia, penyu memberikan banyak manfaat bagi
keseimbangan alam laut, antara lain :
·
Penyu
Sisik yang memiliki jarak tempuh yang mencapai hingga ribual mil laut ini
berperan penting dalam menyebar nutrisi kelaut melalui kotorannya. Kotoran ini
menjadi pupuk atau pakan bagi tumbuhan dan hewan laut lainnya.
·
Penyu
sisik memakan Ubur-ubur. Ubur-ubur adalah binatang laut yang memakan anak ikan.
Ini merupakan mata rantai makanan. Bila populasi Ubur-ubur meningkat menjadi
banyak maka banyak anak ikan yang akan di makan oleh Ubur-ubur dan ketersediaan
ikan di laut akan semakin berkurang yang berimbas pada tangkapan nelayan akan
ikan yang di konsumsi akan berkurang, terutama nelayan kecil yang tidak
memiliki kapal kapal besar untuk menangkap ikan di laut lepas
·
Penyu
Sisik pun memakan terumbu karang yang tidak sehat sehingga terumbu karang
menjadi sehat kembali. Sehatnya terumbu karang menjadi sumber makanan yang baik
dan menjadi tempat hidup (habitat) ikan berkembang biak
Wilayah
Penyebaran Penyu Sisik
Di Sekitar Indonesia penyu ini bertelur di Irian Jaya, Ujung
Genteng Jawa Barat, Pantai Barat Sumatera, dan Bali sedangkan di Malaysia penyu
Sisik bertelur di Terengganu, Malaka, Pahang, Johor, Sabah dan Sarawak.
Hal ini didistribusikan di seluruh Atlantik pusat dan daerah
Indo-Pasifik. Kepadatan penduduk lebih rendah daripada Lepidochelys olivacea,
juga bersarang dilakukan dalam pola yang lebih luas, dengan sangat sedikit
tempat bersarang utama. Penyu sisik ini lebih umum di mana formasi karang yang
hadir, melainkan juga diamati di perairan dangkal dengan padang lamun atau
alga, termasuk laguna pesisir dan teluk. Nesting dibatasi antara 25 ° N dan 35
° S, sebagian besar di wilayah tropis, dengan catatan terisolasi sangat sedikit
di luar garis lintang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar