Rabu, 23 Mei 2012


Penyu Sisik


Klasifikasi Ilmiah

Taksonomi Penyu
Menurut Jatu (2007), taksonomi penyu digolongkan dalam :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Reptilia
Order : Testudinata
Family : Cheloniidae
Genus : Eretmochelys
Species : Eretmochelys imbricata (Penyu sisik)
Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata), dikenal juga dengan nama Inggrisnya "Hawksbill turtle". Penyu Sisik dalam klasifikasi tergolong dalam Divisi Hewan, mempunyai saraf tunjang (phylum Chordata), bertulang belakang (subphylum Verterbrata), kelas Reptilia, ordo Testudines, subordo Crypyodira, family Cheloniidae, dan spesies Eretmochelys imbricata.
Penyu Sisik merupakan satu dari tujuh spesies penyu yang ada di dunia, dan merupakan salah satu spesies penyu yang bertelur di pantai Indonesia dan Malaysia. Penyu Sisik selalu memilih kawasan pantai yang gelap, sunyi dan berpasir untuk bertelur.

2.2 Morfologi Penyu Sisik
Secara morfologi, penyu mempunyai keunikan–keunikan tersendiri dibandingkan hewan–hewan lainnya. Tubuh penyu terbungkus oleh tempurung atau karapas keras yang berbentuk pipih serta dilapisi oleh zat tanduk. Karapas tersebut mempunyai fungsi sebagai pelindung alami dari predator. Penutup pada bagian dada dan perut disebut denagn plastron. Ciri khas penyu secara morfologis terletak pada terdapatnya sisik infra marginal (sisik yang menghubungkan antara karapas, plastron dan terdapat alat gerak berupa flipper). Flipper pada bagian depan berfungsi sebagai alat dayung dan flipper pada bagian belakang berfungsi sebagai alat kemudi. Pada penyu-penyu yang ada di Indonesia mempunyai ciri-ciri khusus yang dapat dilihat dari warna tubuh, bentuk karapas, serta jumlah dan posisi sisik pada badan dan kepala penyu. Penyu mempunyai alat pencernaan luar yang keras, untuk mempermudah menghancurkan, memotong, dan mengunyah makanan.
Penyu memiliki sepasang tungkai depannya yang berupa kaki pendayung, ini memberinya ketangkasan berenang didalam air. Walau selama bertahun-tahun berkelana didalam air, sesekali hewan kelompok vertebrata, kelas reptilia itu tetap harus naik kepermukaan air untuk mengambil nafas, Itu karena penyu bernafas dengan paru-paru. Penyu pada umunya bermigrasi dengan jarak yang cukup jauh dengan waktu yang tidak terlalu lama, jarak 3000 km dapat ditempuh selama 58 – 73 hari.
Tidak banyak regenerasi yang dihasilkan seekor penyu, dari ratusan butir telur yang dikeluarkan oleh seekor penyu betina, paling banyak hanya belasan yang berhasil sampai ke laut kembali dan tumbuh dewasa. Itu pun tidak memperhitungkan faktor perburuan oleh manusia dan predator alaminya seperti kepiting, burung dan tikus dipantai, serta ikan-ikan besar begitu tukik (anak penyu) tersebut menyentuh peraian dalam. Menurut data para ilmuwan, penyu sudah ada sejak akhir zaman Jurassic (145-208 juta tahun yang lalu) atau seusia dengan dinosaurus. Penyu Archelon yang berukuran panjang badan enam meter, atau juga penyu Cimochelys yang berenang dilaut purba seperti penyu masa kini.
Spesifikasi Penyu Sisik
Penyu Sisik dikenal di beberapa tempat dengan nama Penyu Genting, Dalam bahasa inggris dikenal dengan sebutan ”Hawksbill turtle” yang berarti penyu berparuh elang. Seperti halnya penyu lain pada umumnya, hanya Penyu Sisik betina saja yang naik ke daratan untuk bertelur pada waktu musimnya.
Penyu sisik pada tempurungnya terdapat empat pasang sisik samping dan pada sekeliling mata terdapat dua pasang sisik. Kepalanya mempunyai paruh yang kuat seperti burung elang. Dengan paruhnya yang kuat, penyu sisik mudah mendapatkan makanannya yang bersembunyi disela-sela batu karang. Makanannya berupa belukar laut, ubur-ubur, kerang dan kepiting. Penyu sisik hidup di daerah terumbu karang ataupun daerah pasang surut yang berbatu-batu .Penyu banyak diburu orang karena tempurungnya yang indah.
Penyu Sisik bersifat karnivora tetapi setelah dewasa bersifat omnivora. Penyu Sisik memakan moluska, krustase, ubur- ubur, rumput laut. Rahang berbentuk paruh merupakan alat yang kuat untuk memecah cangkang moluska maupun kepiting yang didapat di sekitar karang. (Yusri, Safran. 2009)
Menurut Marques (1990) dalam Nuitja (1992), Penyu Sisik memiliki bentuk dan susunan tubuh sebagai berikut :
·         Terdapat 2 pasang sisik prefrontal dan 3 atau 4 sisik post orbital pada kepala.
·         Sisik pada karapas tersusun secara tumpang tindih (imbricate) terdiri dari 5 costal, 4 pasang lateral (yang pertama tidak dihitung yaitu precental scute), 11 pasang marginal ditambah sepasang post central atau pigal scutes.
·         Bentuk rahang seperti paruh elang sehingga secara umum dikenal dengan nama Hawksbill.
·         Flipper berbentuk dayung dan masing- masing dilengkapi dengan 2 buah kuku (cakar). Permukaan atas flipper berwarna coklat kehitaman, bagian bawah kepala dan plastornnya juga berwarna kuning.

Seperti spesies penyu lain, perbedaan antara jantan dan betina dapat dilihat dari bentuk kuku pada flipper dan panjang ekornya. Kuku flipper pada jantan lebih kuat dan melengkung berjumlah 2 pasang, ini berfungsi untuk mencengkeram betina pada saat kawin, sedangkan panjang ekor jantan berukuran ± 15 cm dan betina ± 8 cm. (Sumber: Witzee, 1983).
Penyu sisik bertelur di malam hari, penyu sisik kini selalu waspada melindungi telurnya sebelum bertelur, satwa ini akan memantau keadaan selilingnya gerakan kecil bahkan setitik cahaya akan membuat penyu membatalkan niatnya untuk naik kedarat.
Penyu sisik memerlukan waktu sekitar 45 menit untuk menggali sarang serta 10 sampai 20 menit untuk meletakkan telurnya, sekali penyu sisik bertelur totalnya mencapai 250 butir dalam 1,5.
Pada umur yang belum terlalu diketahui (sekitar 20 – 50 tahun) penyu jantan dan betina berimigrasi kedaerah peneluran di sekitar pantai kelahiran mereka.Perkawinan meraka terjadi di lepas pantrai satu atau dua bulan sebelum peneluran pertama pada musim tersebut, baik penyu jantan maupun betina memiliki beberapa pasangan kawin. Penyu betina penyimpan sperma penyu jantan, dalam tubuh mereka untuk membuahi hingga tujuh kumpulan telur (nantinya menjadi 3–7 sarang) yang akan ditelurkan pada musim tersebut.
Penyu jantan biasanya kembali kedaerah pakan mereka sesudah penyu betina menyelesaikan kegiatan bertelur dua mingguan mereka di pantai. Saat penyu betina siap dia keluar dari laut dan menggunakan sirip depannya untuk menyeret tubuhnya kepantai, menggali lubang sarang sedalam 30–60 cm dengan berpindah kelokasi lain. Pulau perteluran merupakan salah satu pulau yang merupakan tempat penyu sisik bertelur
Penyu sisik dapat berusia 100 tahun dan merupakan penyu yang paling banyak bertelur di bandingkan penyu lain, telurnya pun merupakan telur penyu yang terkecil yaitu sebesar bola golf, setelah meletakkan telurnya penyu mengisi lubang sarangnya dengan pasir menggunakan sirip belakangnya, kemudianmenimbun lubang badan dengan keempat siripnya, si penyu akhirnya kembali ke laut dengan lelah dalam waktu 1–2 jam, pada daerah lepas pantai tersebut penyu mulai membuahi kumpulan sel telurnya dengan sperma yang ia simpan sebelumnya.
Setelah musim peneluran berakhir penyu betina kembali kedaerah pakannya yang jauh.Penyu tidak akanm lagi untuk 2–8 jam mendatang.
Penyu sisik merupakan satwa yang bukan hanya unik dan lucu, tapi sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Hanya dengan membiarkannya saja hidup bebas di alam, tanpa harus di campuri oleh manusia, penyu memberikan banyak manfaat bagi keseimbangan alam laut, antara lain :
·         Penyu Sisik yang memiliki jarak tempuh yang mencapai hingga ribual mil laut ini berperan penting dalam menyebar nutrisi kelaut melalui kotorannya. Kotoran ini menjadi pupuk atau pakan bagi tumbuhan dan hewan laut lainnya.
·         Penyu sisik memakan Ubur-ubur. Ubur-ubur adalah binatang laut yang memakan anak ikan. Ini merupakan mata rantai makanan. Bila populasi Ubur-ubur meningkat menjadi banyak maka banyak anak ikan yang akan di makan oleh Ubur-ubur dan ketersediaan ikan di laut akan semakin berkurang yang berimbas pada tangkapan nelayan akan ikan yang di konsumsi akan berkurang, terutama nelayan kecil yang tidak memiliki kapal kapal besar untuk menangkap ikan di laut lepas
·         Penyu Sisik pun memakan terumbu karang yang tidak sehat sehingga terumbu karang menjadi sehat kembali. Sehatnya terumbu karang menjadi sumber makanan yang baik dan menjadi tempat hidup (habitat) ikan berkembang biak

Wilayah Penyebaran Penyu Sisik
Di Sekitar Indonesia penyu ini bertelur di Irian Jaya, Ujung Genteng Jawa Barat, Pantai Barat Sumatera, dan Bali sedangkan di Malaysia penyu Sisik bertelur di Terengganu, Malaka, Pahang, Johor, Sabah dan Sarawak.
Hal ini didistribusikan di seluruh Atlantik pusat dan daerah Indo-Pasifik. Kepadatan penduduk lebih rendah daripada Lepidochelys olivacea, juga bersarang dilakukan dalam pola yang lebih luas, dengan sangat sedikit tempat bersarang utama. Penyu sisik ini lebih umum di mana formasi karang yang hadir, melainkan juga diamati di perairan dangkal dengan padang lamun atau alga, termasuk laguna pesisir dan teluk. Nesting dibatasi antara 25 ° N dan 35 ° S, sebagian besar di wilayah tropis, dengan catatan terisolasi sangat sedikit di luar garis lintang.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Info Lainnya